Senin, 11 Maret 2013

Persaingan dan Pemangsaan


Persaingan dan Pemangsaan yag Terjadi di Air Payau
          1.      Persaingan yang terjadi di air payau
Usaha dari dua mahluk hidup /lebih, baik itu tumbuhan maupun binatang untuk mendapatkan sesuatu yang sama ataupun lebih dengan mahluk hidup yang lainnya yang terjadi di air payau. Persaingan ini sering terjadi dalam hal makanan/pakan, sarang tempat berpijah dan ruang gerak. Contoh persaingan yang terjadi pada populasi ikan bandeng, mereka bersaing untuk mendapatkan makanan, sarang tempat berpijah dan ruang gerak dengan ikan bandeng yang lainnya. Begitu juga persaingan antara udang windu dengan udang windu yang lainnya, merka bersaing untuk mendapatkan makanan, sarang tempat berpijah dan ruang gerak.
  1. Pemangsaan yang terjadi di air payau
Istilah pemangsaan atau predatisme terjadi manakala satu anggota spesies memamakan spesies yang lain, hampir selalu mangsa mati.
Terdapat 5 type predatisme yaitu :
1. Herbivore, adalah hewan memakan tumbuhan hijau, seringkali tidak menyebabkan kematian pada tumbuhan.
2. Carnivore, manakala hewan memangsa herbivore atau carnivore lain.
3. Parasitoid serangga adalah type predator yang meletakan telurnya di atau dekat dengan mangsanya berupa serangga yang pada akhirnya memakan dan membunuh inangnya.
4. Parasitisme adalah tumbuhan atau hewan yang hidup di dalam inang dan mengambil makanan dari inangnya.
5. Kanibalisme adalah tipe predator dimana mangsa dan predatornya berasal dari spesies yang sama.
Preadator sendiri tidak hanya berinteraksi dengan mangsanya tetapi juga dengan predator lain melalui kompetisi manakala banyak predator yang bergantung pada mangsa yang sama.
Predatisme sendiri merupakan proses yang penting dilihat dari tiga hal yaitu:
1. Predasi dalam populasi akan menghambat distribusi mangsa, yang dalam hal pengendalian hama merupakan hal yang penting, tetapi dalam hal mangsanya merupakan hewan yang penting maka predasi merupakan hal yang merugikan.
2. Sejalan dengan kompetisi, predasi merupakan salah satu kompetisi yang dalam organisasi tingkat komunitas akan berpengaruh.
3. Predasi merupakan tekanan seleksi yang menghasilkan berbagai adaptasi.
Contoh pemangsaan yang terjadi di air payau yaitu pemangsaan antara larva kepiting bakau terhadap rotifera. Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang hidup di air payau. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Balai Riset Budidaya Air Payau (BRPBAP), uji statistic menunjukkkan  bahwa kepadatan rotifera berpengaruh nyata terhadap laju pemangsaan larva kepiting bakau. Rotifera telah banyak digunakan sebagai pakan dalam pembenihan kepiting bakau (Brick, 1974; Rusdi 1999). Rotifera dapat diberikan langsung pada benih kepiting, tetapi ada yang diperkaya terlebih dahulu (Rusdi, 1999). Penggunaan pakan rotifera biasanya diberikan dari hasil kultur secara massal, salah satu factor penting yang sangat berpengaruh dalam laju pemangsaan larva kepiting bakau adalah kepadatan rotifera yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kepadatan rotifera yang diberikan, maka semakin tinngi pula nilai laju pemangsaan larva kepiting bakau. Amin et al. (2008) melaporkan bahwa kepiting bakau (Scylla paramamosain) memiliki kemampuan memangsa rotifera 457 ind./larva/jam. Faktor penting lainnya yang diduga berpengaruh dalam laju pemangsaan larva kepiting bakau adalah kesesuain antara ukuran pakan rotifera dengan bukaan mulut larva.

Daftar Pustaka
Rusdi, I. 1999. Pengaruh pengkayaan rotifera terhadap sintasan dan perkembangan kepiting bakau Scylla serrata skla laboratorium. Prosiding Seminar Nasional Puslitbangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar