Persaingan dan Pemangsaan yag
Terjadi di Air Payau
1. Persaingan
yang terjadi di air payau
Usaha dari dua mahluk hidup /lebih, baik itu tumbuhan
maupun binatang untuk mendapatkan sesuatu yang sama ataupun lebih dengan mahluk
hidup yang lainnya yang terjadi di air payau. Persaingan ini sering terjadi
dalam hal makanan/pakan, sarang tempat berpijah dan ruang gerak. Contoh
persaingan yang terjadi pada populasi ikan bandeng, mereka bersaing untuk
mendapatkan makanan, sarang tempat berpijah dan ruang gerak dengan ikan bandeng
yang lainnya. Begitu juga persaingan antara udang windu dengan udang windu yang
lainnya, merka bersaing untuk mendapatkan makanan, sarang tempat berpijah dan
ruang gerak.
- Pemangsaan yang terjadi di air payau
Istilah
pemangsaan atau predatisme terjadi manakala satu anggota spesies memamakan
spesies yang lain, hampir selalu mangsa mati.
Terdapat
5 type predatisme yaitu :
1.
Herbivore, adalah hewan memakan tumbuhan hijau, seringkali tidak menyebabkan
kematian pada tumbuhan.
2. Carnivore, manakala hewan memangsa herbivore atau carnivore lain.
3. Parasitoid serangga adalah type predator yang meletakan telurnya di atau dekat dengan mangsanya berupa serangga yang pada akhirnya memakan dan membunuh inangnya.
4. Parasitisme adalah tumbuhan atau hewan yang hidup di dalam inang dan mengambil makanan dari inangnya.
5. Kanibalisme adalah tipe predator dimana mangsa dan predatornya berasal dari spesies yang sama.
Preadator sendiri tidak hanya berinteraksi dengan mangsanya tetapi juga dengan predator lain melalui kompetisi manakala banyak predator yang bergantung pada mangsa yang sama.
2. Carnivore, manakala hewan memangsa herbivore atau carnivore lain.
3. Parasitoid serangga adalah type predator yang meletakan telurnya di atau dekat dengan mangsanya berupa serangga yang pada akhirnya memakan dan membunuh inangnya.
4. Parasitisme adalah tumbuhan atau hewan yang hidup di dalam inang dan mengambil makanan dari inangnya.
5. Kanibalisme adalah tipe predator dimana mangsa dan predatornya berasal dari spesies yang sama.
Preadator sendiri tidak hanya berinteraksi dengan mangsanya tetapi juga dengan predator lain melalui kompetisi manakala banyak predator yang bergantung pada mangsa yang sama.
Predatisme
sendiri merupakan proses yang penting dilihat dari tiga hal yaitu:
1.
Predasi dalam populasi akan menghambat distribusi mangsa, yang dalam hal
pengendalian hama merupakan hal yang penting, tetapi dalam hal mangsanya
merupakan hewan yang penting maka predasi merupakan hal yang merugikan.
2. Sejalan dengan kompetisi, predasi merupakan salah satu kompetisi yang dalam organisasi tingkat komunitas akan berpengaruh.
3. Predasi merupakan tekanan seleksi yang menghasilkan berbagai adaptasi.
2. Sejalan dengan kompetisi, predasi merupakan salah satu kompetisi yang dalam organisasi tingkat komunitas akan berpengaruh.
3. Predasi merupakan tekanan seleksi yang menghasilkan berbagai adaptasi.
Contoh
pemangsaan yang terjadi di air payau yaitu pemangsaan antara larva kepiting
bakau terhadap rotifera. Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang
hidup di air payau. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Balai Riset
Budidaya Air Payau (BRPBAP), uji statistic menunjukkkan bahwa kepadatan rotifera berpengaruh nyata
terhadap laju pemangsaan larva kepiting bakau. Rotifera telah banyak digunakan
sebagai pakan dalam pembenihan kepiting bakau (Brick, 1974; Rusdi 1999).
Rotifera dapat diberikan langsung pada benih kepiting, tetapi ada yang
diperkaya terlebih dahulu (Rusdi, 1999). Penggunaan pakan rotifera biasanya
diberikan dari hasil kultur secara massal, salah satu factor penting yang
sangat berpengaruh dalam laju pemangsaan larva kepiting bakau adalah kepadatan
rotifera yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepadatan rotifera yang diberikan, maka semakin tinngi pula nilai laju
pemangsaan larva kepiting bakau. Amin et
al. (2008) melaporkan bahwa kepiting bakau (Scylla paramamosain) memiliki kemampuan memangsa rotifera 457
ind./larva/jam. Faktor penting lainnya yang diduga berpengaruh dalam laju
pemangsaan larva kepiting bakau adalah kesesuain antara ukuran pakan rotifera
dengan bukaan mulut larva.
Daftar
Pustaka
Rusdi,
I. 1999. Pengaruh pengkayaan rotifera terhadap sintasan dan perkembangan
kepiting bakau Scylla serrata skla
laboratorium. Prosiding Seminar Nasional Puslitbangkan.
Anonym.
2009. http://ilham602adhya.edublogs.org/2011/04/02/biologi-interaksi-spesies/. Diakses pada 20 Januari 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar